Pages

Selasa, 03 Mei 2011

Analisis Tokoh dalam Teks Drama I Tolok

0 komentar
Analisis tokoh dan Penokohan dalam Teks Drama I Tolok
Setelah membaca teks drama yang berjudul I Tolok saya akan mencoba menganalisis drama tersebut dengan mengidentifikasi tokoh, kategorisasi tokoh, analisis karakter
A. Identifikasi tokoh
Dalam teks drama I Tolok terdapat beberapa Tokoh yang berdialog diantaranya:
1. I Tolok
Dalam teks drama I tolok, I Tolok sendiri merupakan pahlawan bagi masyarakat miskinkususnya di derah bugis dengan menjadi seorang penyamun yang membagi hasil rampokan dari orang kaya yang kikir dan para kaki tangan belanda dengan membagi hasilnya pada rakyat miskin seperti pada babak ketiga terdapat dialog Sarampa yang mengatakan “Betapa tergantung kalian pada lengan-lengan kukuh I Tolok, untuk setiap kali sehabis ia menggarong orang kaya kikir dan kaki tangan belanda, bagian tinggal kalian pungut.” Ada juga dialog yang mengemukakan bahwa I tolok adalh seorang penyamun pada babak ke lima yang diucapkan oleh Wanita “I tolok adalah seorang pahlawan dan I Tolok adalah seorang penyamun.”
2. I Sarampa
Dalam cerita ini Sarampa adalah istri I Tolok yang diculik oleh I Tolok dari kelurganya dan di jadikan istri seperti dalam dialog pada babak ketiga tedapat kata Sarampa sendiri yang mengukap jati dirinya “Aku semula adalah wanita yang sakit karena masa lalu, berhubung keluargaku, leluhurku, digarongnya dan aku diculiknya, kini telah menjadi istri lelaki ini.”
3. Jahek
Jahek dalam cerita ini merupakan pembawa berita, pemain sinrilik dan sahabat karib I Tolog seperti yang tertulis pada babak pertama “ORANG TUA ITU BERNAMA WAK JAHE, TEMAN KARIB I TOLOK. IA PEMBAWA BERITA DAN PEMAIN SINRILIK.” Jahek juga yang masih hidup dan menyaksikan sendiri pembunuhan I Tolog seperti yang tertulis dalam teks samping pada babak Pertama di tuliskan “IA BEGITU KEHILANGAN I TOLOK. TAPI IA TAK MATI-MATI SAMPAI KINI, PADA USIA LEBIH SERATUS TAHUN.”
4. Cammo
Cammo merupakan sahabat I Tolok yang meninggal karena di tembak oleh serdadu belanda seperti pada babak ketiga oleh Jahek yang mengungkapkan “ I Cammok Tewas di tepi sungai.”
5. Cangkiong
Cangkiong juga merupakan sahabat I Tolok Sama seperti cammo Cangkiong juga terbunuh bersama I Tolok pada babak tiga yang di ungkapkan Jahek “Cangkiong rebah di bawah pohon laontar”
6. Rajamang
Sama dengan kedua sahabat I Tolok tadi Rajamang juga merupakan sahabat dan mati bersama I Tolok, seperti pada Babak ketiga yang diungkapkan oleh Jahek “mayat Rajamang meng-angkang ususnya di pematang”
7. Baco Pa’tene
Merupakan tetangga I Tolok yang dan diperdaya oleh bealnda sehingga menipu I Tolok dan terbunuh seperti pada babak ketiga dari tuturan Jahek “Dan mereka tidak membunuh I Tolok mereka menipunya melalui Baco Pa’tene,” namun Baco Pa’tene juga terbunuh oleh komandan belanda sendiri yang memperdayainya seperti yang diungakapkan pada Babak keempat yang tuturkan oleh komandan “Dua orang ini juga tembak.” Yang merupakn Baco Pa’tene dan orang pertama yang berhianat.
8. Komandan
Merupakan komandan dari belanda yang memperdaya Baco Pa’tene unutuk menjebak I Tolok supaya di bunuh
9. Orang-orang
Tokoh orang-orang ini merupakan warga yang sering ditolog I Tolok dan dipernkan beberapa karakter yakni tuju karakter yang bebeda-beda yang terdapat pada babak ke tiga.
10. Serdadu-serdadu belanda
Sedadu belanda juga di perankan oleh beberapa karakter yang mendapat perintah langsung dari komandan untuk membunuh orang yang menentang sangkomandan
11. Penyiar Tv
Merupakan salah seorang penyiar tv
12. Pirsawan

13. Tuan rumah

14. Wanita



B. Kategorisasi Tokoh
Dalam teks drama I Tolok ini terdapat beberapa kategorisasi tokoh seperti tokoh utama yang terdiri dari protagonis dan antagonis ada juga pemeran pembantu dan tambahan adapun kategorisasinya yaitu:
1. Tokoh utama
a. Protaginis.
Dalam teks drama I Tolok ini yang menjadi tokoh Protagonis merupakan I Tolok sendidri, karena selain judul teks dramanya I Tolok tokoh itolog merupakan seorang penolong rakyat kecil meskipun menjadi seorang penyamun namun dari hasilnya tidak ia gunakan sendiri tapi ia bagikan pada rakyat-miskin seperti pada babak ketiga terdapat dialog Sarampa yang mengatakan “Betapa tergantung kalian pada lengan-lengan kukuh I Tolok, untuk setiap kali sehabis ia menggarong orang kaya kikir dan kaki tangan belanda, bagian tinggal kalian pungut.” Ada juga dialog yang mengemukakan bahwa I tolok adalh seorang penyamun pada babak kelima yang diucapkan oleh Wanita “I tolok adalah seorang pahlawan dan I Tolog adalah seorang penyamun.” Selain itu karena itolok yang juga merupakan seorang penyamun yang merampok para orang-orang belanda sehingga ia berusaha untuk ditanngkap iya juga merupakan seorang pahlawan yang menetang kekejaman belanda sehingga dianggap sebaggai penjahat oleh kaum belanda seperti yang dijelaskan pada babak keempat yang diungkapkan olek Komandan “bagi kami yang penting, I Tolok telah takluk pada kami. Artinya biang keladi kejahatan telah mati! Sehingga rakyat dan negeri kembali aman. Itulah tugas suci kami.....”
b. Protagonis
Tokoh protaginis dalam drama I tolok ini adalah komandan belanda yang dibantu oleh Baco Pa’tene, dengan memperdaya Baco pa’tene untuk mengundang I Tolok ke pesta knduri Baci pa’tene supaya dengan mudah dibunuh oleh kaum belanda seperti pada babak kedua yang ducapkan oleh baco pa’tene “Tabek,tabek,tabek! Maaf daeng malbbirikku. Saya tidak usah lama-lama. Sekedar beberapa hari yang lalu sudah saya sampaikan sama daeng. Saya datang sekedar mengingatkan kembali.malam inilah waktunya. Saya Cuma kwatir daeng lupa.” Dengan cara itulah maka I Tolok pergi ke pesta kenduri Baco pa’tene dan dibunuh di sana pada sebuah sawah oleh sekutu belanda.
c. Tokoh Pembantu dan tambahan
Dalam drama I Tolok ini terdapat beberapa pemeran pembantu seperti sahabat-sahabat I Tolok seperti Jahek, Cammo, Cangkiong, Ramajang, ada juga istri I Tolok yakni I Sarampa. Selain itu ada juga Orang-orang yang terdiri dari tujuh karakter yang mendukung peran portagonis namun ada satu katakter yang berhianat yakni orang pertama. Dan semua dialog tedapat pada babak ketiga. adajuga Serdadu-serdadu belanda yang juga diperankan oleh beberapa karakter yang membantu peran antagonis sepenuhnya.
Tokoh tambahan dalam teks darama ini diperankan oleh beberapa karakter yang terdapat pada babak kelima seperti Wanita, seseorang yang bersura dari kelam, penyiar tv, persiwan, dan tuan rumah.

C. Analisis Karakter
Stelah membaca tekas drama I Tolok kita dapat memahami karakter dengan menganalisi karakter tersebut dengan melihat eksplisit dan emplisitnya.
1. I Tolok
Tokoh I Tolok dalam teks drama inimerupakan seorang yang berani dan bijaksana dalam menganbil keputusan, dan percaya pada takdir dan ramalan seperti yang diucakannya pada babak kedua “itulah ramalan tentang diriku.takdirku seorang.tapi ini bisa saja tipu daya setan. Sudah. Jangan ada yang ikut. Aku ikut sendiri,” selain itu I Tolok Juga dikenal sebagai perampok yang baik hati karena yang dirampook adalah orang-orang kaya kikir dan para budak belanda selain itu ia membagikan hasil rampokannya kepada rakyat miskin seperti yang diungkapakan istrinya Sarampa pada babak ketiga “kubiarkan ia melakukan apa yang menjadi kebahagiannya sehabis mempertaruhkan nyawa. Membagikan itu pada si miskin.” Itu menunjukkan bahwa hasil yang didapat dari merampok tidak digunakannya melainkan dibagikan kepada rakyat miskin. Selain itu I Tolok juga dikenal berhati emas dan penolong seperti yang diungkapkan oleh orang pertama pada babak ke tiga “I Tolok berhati emas. Pembela dan pelindung kita, harga kita diangkat dari rawa dan lumpur.” Dan didukung dari pernyataan orang ketiga “dibalutnya cinta luka dan derita kitta. Disabungnya nyawanya untuk menjaga kita dari penghinaan, rodi, upeti , tuan petorok.”dan ada juga pujian yang diungkapkan lewata bahasa daerah yang menunjukkan bahwa I Tolok adalah orang yang baik, dan berlaku baik pada sesamnya, seperti pada babak ketiga “punna tena baji’na, kodina tosseng urra’ urrangi.”
2. I Sarampa
Dalam teks drama ini Sarampak merupakan istri I tolok, ia mempunyai sifat yang tegar karena sebelumnya ia diculik oleh I Tolok dan di jadikan istri, ketegaran ia tergambar saat mengetahui bahwa suaminya meninggal seperti pada babak ketiga ia masi bisa berakal sehat seperti katanya”Hentikan sikap panik ini!,mestinya kalian tidak perlu melakukan ini, kerena kaliantak punya salah.” Selain itu Sarampa juga dikenal oleh orang-orang sebagai wanita berhati mulia seperti yang diucapakan di babaka ketiga oleh Salah seorang “betapa bisa itu terjadi? Betapa mulia hatimu, sarampa.” Dan di sambung lagi kor oleh orang-orang “tak pernah kuduga sebelumnya. Wanita mulia dia! Wanita mulia dia!”. Selain itu ia juga merupakan orang yang bijaksana dan taat pada peraturan-peraturan leluhur seperti pada saat terjadi konflik antara Orang pertama dan orang ketiga ia mengambil sikap bijaksana seperti yang ia unkapkan “lelaki tetesan leluhur. Selessaikan sengketa dalam satu sarung. Tak ada kelicikan. Tak ada tipu daya. Hidup dan mati diatas halusnya sutera.”
3. Baco Pa’tene
Dalam teks drama I Tolok Baco Pa’tene merupakan tokoh antagonis yang licik, dengan dipengaruhi belanda maka Baco pa’tene mengundang I Tolok untuk menghadiri undangannya pada pesta kenduri yang ia buat. Kelicikan Baco Pa’tene terugkap dari dialok pada babak pertama saat Baco pa’tene datang mengundang I Tolok yang diucapkan oleh Cangkiong yakni “Betapa tinggi sopan santun daeng Baco itu. Tapi air yang tenang berbuaya! Kelicikan daeng terbukti dengan terbunuhnya Sahabat sahabat I Tolok bahkan I Tolok sendiri mati terbunuh, seperti pada babak ketiga yang di ucapkan oleh Jahek “ Baco Pa’tene, si kumis melintang tidak dapat dipercaya.” Dan diperkuat lagi dari dialog sarampa yang mengatakan bahwa “Ia dengan kehalusannya yang beracun. Telah kuduga sebelumnya. Upacara berdarah! Telah ia siapkan! Jahat!.
4. Jahek
Tokoh jahek di dalam teks drama ini merupakan sahabat i Tolok yang sangat setia seperti yang teungkap oleh jahek sendiri yang masih mengingat pesan I Tolok pada Babak kelima Jahek menuturkan bahwa “aku tak inigin engakau menyarankan sesuatu kepadaku, saran yang ingkar kepada-NYA” yang ia meksutkan disini adalah janji I Tolok yang masih ai pegang. Namun dimata I Tolok, Jahek merupakan orang yang penakut seperti yang di unkapkan I Tolok pada babak kedua “(MENEPU BAHU JAHEK) ayo, bangkit! Masa laki-laki begitu.(MELANGKAH MENGELUS, RAMBUT SARMAPA) Andikku..... Eii, kau sudah lupa pesanku? Janganseperti jahek.”
5. Komandan
Sama seperti Baco pa’tene ia juga merupakan tokoh antagoni dalam cerita ini, ia merupakan komandan tentara belanda yang kejam dan licik, dengan memanfaatkan kebodohan Baco Pa’tene ia berhasil membunu I Tolok seperti pada kata-kata jahek pada babak keempat yang mengatakan pada komandan “bajingan!.” Selain itu sarampa juga berkata samaa setelah ia mendengar rencana komanda yang ingin memfoto I Tolok untuk dikirim ke Betawi, ia meuturkan bahwa “Sangat kurang ajar pikiran itu! Setan! Bandit! Penjajah! Penghisap darah! Buaya! Anjing.
6. Cammo, Cangkiong, Rajamang
Dalam cerita ini mereka bertiga merupakan sahabat setia I Tolok seperti pada babak kedua saat mereka berkata bersama-sama atau kor mengatakan “tidak kami ikut” dalam kata lain meskipun mereka sudah tahu akan bahaya yang mereka akan hadapi tapi mereka tetap bersikeras untuk ikut bersama I Tolok. Namun mereka bertiga juga mati bersama i Tolok dan kesetiaan mereka juga terungkap dalam dialok Orang kelima pada babak ketiga “Para pemberani” dan dilanjutkan orang Keenam “Sahabat-sahabat I Tolok” yang dimaksutkan pemberani adalah ketiga kawan I Tolok tadi yang juga mati terbunuh.
7. Orang-orang
Dalam teks drama ini terdapat pemeran pembantu yakni orang-orang yang terdiri dari tujuh orang dan beberapa dari mereka adalah pendukung setia I Tolok namun mereka terlalu bergantung pada I Tolok seperti yang diungkapkan Sarampa pada babak ketiga “Betapa tergantung kalian pada lengan-lengan kukuh I Tolok, untuk setiap kali sehabis ia menggarong orang kaya kikir dan kaki tangan belanda, bagian tinggal kalian pungut.” Namun ada dari mereka yakni Orang Pertama yang berhianat seperti yang dia lakukan pada babak ketiga yang lebih memilih selamat namun mati juga seperti pada ungkapannya “ Ingat, hidup bersama Baco, karena ia memilih yang hidup, memilih tuan petorok! Tolol semua, belanda akan kesini” kemudian ia pergi dan berpihak pada belanda. Namun ada juga salah seorang yang pemberani yakni orang ketiga yang mementang orang pertama seperti pada diaolog pada saat orang pertama akan pergi ke serdadu belanda ia menuturkan “langkahi dulu mayatku!cabut badikmu!”. Selain orang ketiga, orang keempat juga merupakan orang yang pemberani seperti yang ia lakukan pada babak keempat “akan kubunuh Baco Patene! (IA BERLARI KEDALAM KELAM.SALING MEMANDANG ORANG-ORANG ITU.MEREKA TERPUKAU).”
8. Para serdadu
Watak para serdadu dalam cerita ini adala mereka tidak mempunyai hati yang langsung melakukan apa yang diperintahkana oleh komandan seperti saat mereka membunuh orang-orang, sarampak dan Jahek pada babak keempat.

Teori Struktural

0 komentar
APAKAH TEORI STRUKTURAL ITU ?

Definisi Teori Struktural
Teori struktural sastra tidak memperlakukan sebuah karya sastra tertentu sebagai objeknya kajiannya. Yang menjadi objek kajiannya adalah sistem sastra, yaitu seperangkat konvensi yang abstrak dan umum yang mengatur hubungan berbagai unsur dalam teks sastra sehingga unsur-unsur tersebut berkaitan satu sama lain dalam keseluruhan yang utuh. Meskipun konvensi yang membentuk sistem sastra itu bersifat sosial dan ada dalam kesadaran masyarakat tertentu, namun studi sastra struktural beranggapan bahwa konvensi tersebut dapat dilacak dan dideskripsikan dari analisis struktur teks sastra itu sendiri secara otonom, terpisah dari pengarang ataupun realitas sosial. Analisis yang seksama dan menyeluruh terhadap relasi-relasi berbagai unsur yang membangun teks sastra dianggap akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang sistem sastra.
Sejarah Munculnya Teori Struktural
Pendekatan struktural terhadap karya sastra sesungguhnya sama tuanya di dunia barat dengan puitik sebagai cabang ilmu pengetahuan. Dalam bukunya yang berjudul poetika, yang ditulis sekitar tahun 340 SM di Athena (Teeuw, 1984:120) Aristoteles meletakkan dasar yang kuat untuk pandangan yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang otonom. Masalah struktur karya sastra dibicarakannya dalam rangka pembahasan tragedi, khususnya dalam pasal-pasal mengenai plot. Efek tragedi dihasilkan oleh aksi plotnya, dan untuk menghasilkan efek yang baik, plot harus mempunyai keseluruhan dan dipenuhi empat syarat utama yaitu order, unity, complexity, dan coherence.
Pendekatan struktural berangkat dari pandangan kaum strukturalisme yang menganggap karya sastra sebagai struktur yang unsurnya terjalin secara erat dan berhubungan antara satu dan lainnya.Karya sastra merupakan sebuah kesatuan yang utuh.Sebagai kesatuan yang utuh, maka karya sastra dapat dipahami maknanya jika dipahami bagian-bagiannya atau unsur-unsur pembentuknya, relasi timbal balik antara bagian dan keseluruhannya. Struktural genetik lahir sebagai wujud ketidak puasan terhadap teori struktural yang melihat karya sastra sebagai sesuatu yang otonom.
Pendekatan secara struktural sempat tidak tidak diminati pada abad ke-19 karena pendekatan secara ekspresiflah yang lebih diminati, setelah itu pada abad ke-20 pendekatan ini muncul kembali sebagai model yang mengalami pembaharuan cukup radikal. Pendekatan strukturalisme dalam karya sastra dipelopori oleh kaum formalis Rusia dan strukturalisme Praha ia mendapat pengaruh langsung dari teori Linguistik Ferdinand De Saussure. Secara garis besar konsep Saussure menganggap linguistik sebagai ilmu yang otonom, jika ditarik dalam ilmu sastra maka karya sastra juga memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai karya sastra tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.
Di bidang antropologi budaya pendekatan structural muncul pada awal abad ini, dengan peneliti perancis seprti Durkheim dan maus sebagai pelopornya.di bidang studi antropologi (pada waktu itu di sebut etnolagi) mengena bahasa alira strukturalis secara cukup menonjol diwakili oleh J.P.B josselin de jong dan W.H. Rassers, dengan murid-muridnya yang merupakan mazhab leiden, yang hasil-hasilnya mencapai tariff internasional

Tokoh-Tokoh Dan Konsep Dasar Teori Struktural
A. Aristoteles
Empat konsep Aristoteles yaitu :
1. Order berarti urutan dan aturan. Urutan aksi harus teratur dan logis.
2. Unity berarti bahwa semua unsur dalam plot harus ada, dan tidak bisa
bertukar tempat tanpa mengacaukan keseluruhannya.
3. Complexity berarti bahwa luasnya ruang lingkup dan kekomplekan karya
harus cukup untuk memungkinkan perkembangan peristiwa yang logis
untuk menghasilkan peredaran dari nasib baik ke nasib buruk ataupun sebaliknya.
4. Coherence berarti bahwa sastrawan tidak bertugas untuk menyebutkan hal-hal
yang benar terjadi, tetapi hal-hal yang mungkin atau harus terjadi dalam
rangka keseluruhan plot.

B. Ferdinand De Saussure
Secara garis besar, konsep Saussure menganggap linguistik merupakan ilmu yang otonom.Jika ditarik dalam ilmu sastra, maka karya sastra juga memiliki sifat keotonomian sehingga pembicaraan mengenai karya sastra tidak perlu dikaitkan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.

C. Kaum Formalis
Tokoh-tokoh kaum formalis yaitu :
a. Jakobson
b. Shklovsky
c. Erchenbaum
d. Tynjanov
Teori kaum formalis dalam waktu singkat antara 1915 dan 1930 telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga tidak mungkin pendirian formalis disimpulkan dalam satu rumusan saja. Adapun konsep kaum formalis yaitu :
1. Konsep yang sangat penting dalam pandangan kaum formalis adalah konsep dominant ciri yang paling menonjol menurut pendapat dan pengalaman mereka dalam sebuah karya sastra (seringkali pula dalam aliran atau zaman tertentu) aspek bahasa tertentu secara dominan menentukan ciri-ciri khas hasil karya sastra.
2. Konsep kaum formalis bersifa otonom artinya dapat dipahami sebagai kesatuan yang bulat.

SIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Jadi teori struktural mengkaji struktur karya sastra dimana struktur itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan tak dapat dipisah-pisahkan dengan kata lain bagian-bagin pembentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar dari pada struktur itu.Dengan teori struktural, kita dapat menunjukkan bahwa setiap unsur itu mempunyai fungsi tertentu sesuai dengan aturan dalam struktur itu. Menurut pikiran strukturalisme karya sastra merupakan hubungan dari pada benda-benda.struktural adalah cara brerpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan struktur. Satu konsep yang menjadi ciri khas teori struktural adalah adanya anggapan bahwa dalam diri karya sastra merupakan suatu struktur yang otonom, yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat. Secara definitif strukturalisme memberikan perhatian terhadap analisis unsur-unsur
Dapat dikatakan bahwa pendekatan strukturalis terhadap sastra dan karya sastra harus di tempatkan dalam seluruh model semiotic : penulis,membaca ,kenyataan,tetapi pula system sastra dan sejarah sastra semuanya harus dimainkan peranya dalam interprestasi karya sastra yang mnyeluruh. Tapi sekaligus harus dikatakan bahwa dalam rangka semiotic analisis struktur tetap penting dan prlu


DAFTAR PUSTAKA
Teeuw, A. (1987). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.